Rabu, 12 Juli 2017

Ada Apa Kejaksaan Tinggi Jatim Terkesan Enggan Usut Korupsi Buku Perpustakaan SD di Kabupaten Sampang ?

Ada Apa Kejaksaan Tinggi Jatim Terkesan Enggan Usut Korupsi Buku Perpustakaan SD di Kabupaten Sampang ?

Dengan alat bukti yang menunjukkan adanya indikasi yang sangat jelas dan sangat mencolok, ada apa Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim (Jawa Timur) terkesan enggan mengusut korupsi buku perpustakaan SD di kabupaten Sampang ?
Hal ini bisa menimbulkan anggapan masyarakat bahwa Kejati Jatim takut mengusut kasus korupsi tersebut karena melibatkan orang kuat (infonya melibatkan anak buah La Nyalla Mattalitti sebagai tokoh yang ditakuti oleh para petinggi kejaksaan) dan atau menimbulkan anggapan bahwa bisa saja petinggi Kejati Jatim ikut mendapat bagi hasil dari korupsi itu.
------------------------------------------------
Plat Merah
Dinas Pendidikan Sampang Diduga Korupsi Dana Untuk Perpustakaan SD
Foto: Tanda Terima Surat Laporan Korupsi Buku Sampang ke Kejati Jatim

Kinerja Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Sampang, terus mendapat sorotan. Kali ini muncul dari Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) yang melaporkan Dinas Pendidikan (Disdik) setempat.
laporan itu terakit dugaan penyimpangan program pengadaan buku referensi perpustakaan Sekolah Dasar (SD) tahun 2016 yang merugikan negara sebesar Rp 1,8 miliar.

Didik, Ketua Jaka Jatim Korda Sampang, melaporkan dugaan korupsi tersebut ke Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dengan kop surat bernomor 01 /Jakajatim/Koorda.Spg/A1/IV/17.

"Ada18 lembaga yang kita jadikan sampel penyimpang. Kami juga mengumpulkan bukti berita acara spesifikasi teknis kegiatan itu," terangnya.

Pria yang akrab disapa Didik itu menambahkan, dari hasil survey di lapangan ada tiga kendala yang sangat jelas ada penyimpangan. Yakni pendistribusian buku itu kegiatan sudah melampaui batas Surat Perintah Kerja (SPK).

SPK itu sendiri sejak 16-26 Desember. Ternyata, pendistribsuian di lapangan ada yang sampai Januari bahkan sampai Februari 2017.

"Tampaknya ada yang sampai dua kali pengiriman dari kekurangannya," imbuhnya.

Pihak ketiga seharusnya dalam berita acara dan aturan main di kontrak itu tidak ada jangkauan buku. Yang paling parah ada main di volume. Di kontrak masing-masing lembaga dari 50 lembaga harusnya menerima 870 judul buku dengan total keseluruhan per sekolah 2.639 eksemplar.

"Kenyataan di lapangan jauh dari harapan. Rata-rata antara pedalaman dan pinggir kota berbeda. Paling parah di pedalaman, yakni di SDN Tobaih Tengah 2. Sekitar 400-500 eksemplar, jauh dari 2 ribu eksemplar," tegasnya.

Maka dari itu, lanjut Didik, antara volume dengan yang didistribusikan itu kalkulasinya jika seharga Rp 20 ribu penggelapannya, maka ditaksir sebesar Rp 1,8 miliar. Jumlah anggarannya sebesar Rp 2,5 miliar.

"Berkas laporan sudah diterima. Dalam satu dua hari kedepan mungkin kami akan dipanggil sebagai saksi pelapor," tandasnya.

Sementara itu, Kasi Pendidikan Non Formal dan Informal Disdik Sampang, Suhartati enggan memberikan penjelasan. Didatangi ke kantornya yang bersangkutan tidak ada, dihubungi melalui sambungan seluler tidak direspon.

Pesan singkat yang dikirim juga tidak ada balasan. Begitupun Kepala Plt Disdik Sampang Nurul Hadi, yang bersangkutan juga tidak merespon.
------------------------------------------------------------------
Warta Andalas
Pengadaan Buku Perpustakaan SD Rp. 2,5 Milyar oleh PT SPKN & PT Bintang Ilmu Terindikasi Fiktif

Pengadaan buku referensi perpustakaan sekolah dasar (SD) di lingkungan dinas pendidikan (Disdik) Sampang terindikasi fiktif. Pasalnya anggaran Rp. 2,5 milyar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2016 tak jelas wujudnya.

Sampai saat ini (Maret 2017 - red) realisasinya pengadaan buku itu masih buram. Parahnya lagi, pengadaan itu hampir tutup tahun.

Berdasarkan informasi yang dirangkum, pengadaan buku untuk perpustakaan SD sudah janggal sejak mulai dari proses lelang. Dalam pengumuman dari layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) Sampang, pemenang lelang tertera pada tanggal 15 Desember 2016.

Padahal, dalam keterangan itu jenis lelang e-lelang cepat, dengan nilai pagu paket Rp. 2.500.214.000, nilai HPS paket Rp. 2.500.150.000. Dalam rincian LPSE, tertera pada kolom "pemberian penjelasan" 14 Desember 2016 jam 08.00 - 09.00. Serta pada kolom "upload dokumen penawaran" 14 Desember 2016 jam 09.05 sampai 15 Desember jam 23.59.

Pada kolom tahap lelang saat ini, tertera lelang sudah selesai. Sementara itu, dalam pemenang lelang dalam LPSE tidak disebutkan. Namun hanya menjelaskan lokasi pengerjaan Jl. Jaksa Agung Suprapto 77 Sampang. 

Menurut Didik Cahyono dari KPPS - Komite Pemerhati Pendidikan Sampang, jika dilihat secara jeli, dari sisi proses & prosedur pengadaan buku perpustakaan dengan distributor dari PT SPKN (Sarana Panca Karya Nusa) Bandung dengan rekanan atau pemenang lelang adalah CV Dua Putri ini memang janggal.

"Bagaimana mungkin, pemberian penjelasan tentang pekerjaan dilakukan tanggal 14 Desember 2016, lalu dokumen penawaran dilakukan 14 Desember 2016 sampai 15 Desember 2016 jam 23.59 (satu menit sebelum jam 24.00 dan berganti hari menuju tanggal 16 Desember 2016). Tapi pemenang lelang ditentukan pada tanggal 15 Desember, kok bisa pengumunan pemenang lelang mendahului waktu upload dokumen penawaran, aneh kan"? tutur Didik.

"Selain itu, waktu pelaksanaan pekerjaan, dimana kas daerah menerima surat dari dinas2 terkait (SKPD), untuk membayar rekanan yang telah menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan paling lambat adalah tanggal 15 Desember 2016. Bagaimana mungkin pengumuman pemenang lelang, pelaksanaan pekerjaan, dan pembayaran dilakukan pada 1 hari yang sama yakni pada 15 Desember 2016, apalagi waktunya mendahului waktu upload dokumen penawaran" ujarnya

"Tapi ya sudahlah, karena ngakunya pekerjaan ini dibeking oleh kejaksaan negeri setempat, jadi meskipun janggal mungkin tidak akan diusut oleh aparat hukum. Meski CV Dua Putri adalah perusahaan yang terlibat kasus korupsi pendidikan puluhan milyar dalam pengadaan komputer & printer merk HP palsu di kabupaten Probolinggo dan sudah mendapat vonis hakim tipikor (tindak pidana korupsi). Dan dikabarkan ada indikasi bahwa PT SPKN pemiliknya adalah sama dengan PT Bintang Ilmu, yang sering diberitakan tersangkut kasus dalam pengadaan buku di beberapa daerah", kata Didik.

"Untuk itu masyarakat hanya berharap, meski hukum tidak dijalankan, hendaknya PT SPKN & CV Dua Putri segera mengirim dan melengkapi buku untuk perpustakaan SD yang diadakan sesuai dengan jumlah dan harganya, dan jangan sampai terlalu mencolok dalam mark-up harga apalagi terlalu mencolok fiktifnya. Selain itu untuk perpustakaan SD, hendaknya jangan sampai terjadi seperti yang dilakukan dibeberapa daerah, oleh distributor tersebut diberi buku2 yang tidak sesuai untuk anak2 SD, atau bahkan sebagaimana diberitakan  dibanyak daerah ternyata diberi buku dengan kontens untuk dewasa", pungkasnya.

Kondisi pengadaan buku yang janggal tersebut, membuat dinas pendidikan setempat enggan berkomentar banyak. Demikian juga Ronny Nasrul yang mengaku koordinator distributor dari PT SPKN ketika dihubungi HPnya 08111116089 belum memberi tanggapan, seperti halnya rekanan yang memakai perusahaan CV Dua Putri, bapak Daniel ketika dihubungi HPnya 081212276671 juga belum memberi jawaban



Selasa, 04 Juli 2017

Propinsi Jawa Barat Menyediakan Diri Dijadikan Tempat Pariwisata Prostitusi Untuk Para Pria Warga Negara Asing Dari Arab ???

Propinsi Jawa Barat Menyediakan Diri Dijadikan Tempat Pariwisata Prostitusi Untuk Para Pria Warga Negara Asing Dari Arab ???
Sekitar 4 Tahun saya tidak ke Kota Bunga( Puncak, Bogor) ; jadi minggu lalu saya ke Kota Bunga hari Jumat. Ternyata Kantor Kota Bunga sekarang hanya buka Senin s/d Rabu. Karena sudah telanjur di Kota Bunga, saya riset lah kepo melihat-lihat.

Di Pintu I ada bangunan besar dengan Plang besar MARKAS ALJAZEERA. Saya pikir Kantor Berita Al Jazeera, ternyata bukan. Itu Restoran dan Hotel yang konon kata Penjaga rumah saya, ada satu ruangan yang hanya bisa dimasuki oleh kaum Pria saja. "Apa ada tari perut yang melempar-lempar uang di atas perut pak ???" tanya saya. Jawab si Penjaga: "Mungkin bu". (Dia orang lokal, jadi dia juga mungkin ikut merahasiakan); Hmmmmmmmmm.

Jalan antara pintu 1 dan 2 Kota Bunga banyak sekali Restoran, Kafe, dan tempat usaha dengan plang bahasa ARAB, jadi kita tidak mengerti itu resto apa, karena tidak ada bahasa Indonesianya atau Inggris. (Bukankah ini harus ditertibkan ???)

Saya kelilingi Kota Bunga; beberapa perempuan Arab berjalan pakai Cadar bersama anak-anaknya. Nyaman banget mereka terlihat, seperti di negara mereka. Terlihat ada Lelaki-lelaki Arab bergerombol di beberapa rumah sambil menghisap SHISHA, tertawa-tawa (ngakak).

Saya putuskan datangi salah satu rumah dengan supir dan penjaga rumah, dan mereka semua berdiri menyambut saya dengan tegang awalnya. Saya memperkenalkan diri saya  dan mengajak mereka ngobrol di teras villa yang mereka sewa. They spoke broken  english.


Salah satu cukup terpelajar dan berbahasa Inggris dengan cukup baik bahkan punya kartu nama.  Laki-laki tu semua "married man" dari negeri Saudi dan lagi "HOLIDAY" saja di Indonesia tanpa keluarga, Dan mereka juga saling mengenal satu sama lain di Kota Bunga. (Mungkin tadi mereka sedang cekikikan saling sharing tentang perempuan lokal).

Sudah 1 minggu mereka disana dan mereka dijemput oleh satu agent langsung dari Bandara ke Kota Bunga. Jadi praktis mereka tidak pernah kemana-mana selain kawasan Puncak. Amazing !!! Enggak kepengen sama sekali ke Bali atau Raja Ampat.

Si Intelek bercerita, banyak Agent  yang memang HANYA menawarkan wisata dari Arab langsung ke Kota Bunga termasuk menyediakan "PROSTITUSI". Jadi Wisata "Direct to Kota Bunga" ini masuk dalam kelompok middle upper class lah. Sekarang Wilayah Ciawi mereka anggap lower-class (secara khusus saya bertanya mengapa tidak ke Ciawi). Sesekali konsentrasi saya terpecah karena beberapa Arabmen naik motor besar GERUNG-GERUNG-GERUNG SUARANYA seperti GENG MOTOR dan mendengar mereka berteriak-teriak dengan excited. Lalu terdengar bunyi ledakan...  saya bertanya "bunyi apa itu???"  ternyata bunyi PETASAN di siang bolong TANPA event apapun!!! Saya yakin di negara mereka-pun TIDAK sebebas itu main petasan.

Saya tidak tahu siapa Pemilik kawasan Kota Bunga sekarang, yang meminta iuran PPL sebesar hampir Rp. 500.000 rupiah per bulan, tapi MEMBIARKAN konsep Kota Bunga yang lama menjadi seperti konsep kawasan PROSTITUSI Arab. Kata Penjaga Villa saya, sudah sering Orang Indonesia yang menginap disana terkejut-kejut dan ribut dengan Arab karena mereka main petasan tidak dilarang.

Menurut saya masalah kebebasan kultur dan SEX ARAB di Puncak ini sudah sangat luar biasa, kebablasan dan tanpa bisa kontrol. Pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait seharusnya memeriksa seluruh kawasan puncak itu. Saya yakin selain Prostitusi banyak pelanggaran lain seperti masalah perijinan tempat usaha, ijin tinggal dan sebagainya.

-----------------------
Cermin pembiaran warga negara asing dari Arab  di Cisarua oleh pemerintah daerah setempat  yang sudah merebak kearah kota Bunga Cimacan  jalan masuk kearah taman bunga Nusantara dan Cikanyere



Jawa Barat Menyediakan Diri Dijadikan Tempat Pariwisata Prostitusi Untuk Turis Pria Dari Arab ???

Jawa Barat Menyediakan Diri Dijadikan Tempat Pariwisata Prostitusi Untuk Turis Pria Dari Arab ???
Inline image
Sekitar 4 Tahun saya tidak ke Kota Bunga( Puncak, Bogor) ; jadi minggu lalu saya ke Kota Bunga hari Jumat. Ternyata Kantor Kota Bunga sekarang hanya buka Senin s/d Rabu. Karena sudah telanjur di Kota Bunga, saya riset lah kepo melihat-lihat.

Di Pintu I ada bangunan besar dengan Plang besar MARKAS ALJAZEERA. Saya pikir Kantor Berita Al Jazeera, ternyata bukan. Itu Restoran dan Hotel yang konon kata Penjaga rumah saya, ada satu ruangan yang hanya bisa dimasuki oleh kaum Pria saja. "Apa ada tari perut yang melempar-lempar uang di atas perut pak ???" tanya saya. Jawab si Penjaga: "Mungkin bu". (Dia orang lokal, jadi dia juga mungkin ikut merahasiakan); Hmmmmmmmmm.

Jalan antara pintu 1 dan 2 Kota Bunga banyak sekali Restoran, Kafe, dan tempat usaha dengan plang bahasa ARAB, jadi kita tidak mengerti itu resto apa, karena tidak ada bahasa Indonesianya atau Inggris. (Bukankah ini harus ditertibkan ???)

Saya kelilingi Kota Bunga; beberapa perempuan Arab berjalan pakai Cadar bersama anak-anaknya. Nyaman banget mereka terlihat, seperti di negara mereka. Terlihat ada Lelaki-lelaki Arab bergerombol di beberapa rumah sambil menghisap SHISHA, tertawa-tawa (ngakak).

Saya putuskan datangi salah satu rumah dengan supir dan penjaga rumah, dan mereka semua berdiri menyambut saya dengan tegang awalnya. Saya memperkenalkan diri saya  dan mengajak mereka ngobrol di teras villa yang mereka sewa. They spoke broken  english.


Salah satu cukup terpelajar dan berbahasa Inggris dengan cukup baik bahkan punya kartu nama.  Laki-laki tu semua "married man" dari negeri Saudi dan lagi "HOLIDAY" saja di Indonesia tanpa keluarga, Dan mereka juga saling mengenal satu sama lain di Kota Bunga. (Mungkin tadi mereka sedang cekikikan saling sharing tentang perempuan lokal).

Sudah 1 minggu mereka disana dan mereka dijemput oleh satu agent langsung dari Bandara ke Kota Bunga. Jadi praktis mereka tidak pernah kemana-mana selain kawasan Puncak. Amazing !!! Enggak kepengen sama sekali ke Bali atau Raja Ampat.

Si Intelek bercerita, banyak Agent  yang memang HANYA menawarkan wisata dari Arab langsung ke Kota Bunga termasuk menyediakan "PROSTITUSI". Jadi Wisata "Direct to Kota Bunga" ini masuk dalam kelompok middle upper class lah. Sekarang Wilayah Ciawi mereka anggap lower-class (secara khusus saya bertanya mengapa tidak ke Ciawi). Sesekali konsentrasi saya terpecah karena beberapa Arabmen naik motor besar GERUNG-GERUNG-GERUNG SUARANYA seperti GENG MOTOR dan mendengar mereka berteriak-teriak dengan excited. Lalu terdengar bunyi ledakan...  saya bertanya "bunyi apa itu???"  ternyata bunyi PETASAN di siang bolong TANPA event apapun!!! Saya yakin di negara mereka-pun TIDAK sebebas itu main petasan.

Saya tidak tahu siapa Pemilik kawasan Kota Bunga sekarang, yang meminta iuran PPL sebesar hampir Rp. 500.000 rupiah per bulan, tapi MEMBIARKAN konsep Kota Bunga yang lama menjadi seperti konsep kawasan PROSTITUSI Arab. Kata Penjaga Villa saya, sudah sering Orang Indonesia yang menginap disana terkejut-kejut dan ribut dengan Arab karena mereka main petasan tidak dilarang.

Menurut saya masalah kebebasan kultur dan SEX ARAB di Puncak ini sudah sangat luar biasa, kebablasan dan tanpa kontrol dari pemerintah. Presiden @Jokowi harus memerintahkan menteri atau pemda dan pihak-pihak terkait untuk memeriksa seluruh kawasan puncak itu. Saya yakin selain Prostitusi banyak pelanggaran lain seperti masalah perijinan tempat usaha, ijin tinggal dan sebagainya.

-----------------------
Cermin pembiaran org Arab  di Cisarua oleh pemerintag daerah setempat  yang sudah merebak kearah kota Bunga Cimacan  jalan masuk kearah taman bunga Nusantara dan  Cikanyere



Sumber: http://www.infoteratas.com/2017/07/viral-tulisan-seorang-netizen-kota.html